Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 30 Januari 2012

Tari Tradisional Kalimantan Barat


Tari Jepin Lembut Sambas
Tari Jepin Lembut adalah tari tradisional Melayu yang berasal dan berkembang di Kalimantan Barat. Tari ini ditampilkan oleh dua orang laki-laki penari dengan iringan musik perkusi dan lantunan syair-syair Islami. Alat musik yang digunakan adalah gambus, gendang, dan ketipung, yang dimainkan dengan irama padang pasir. Syair-syair Islami yang dilantunkan berisi puji-pujian kepada Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan kewajiban atau larangan menurut ajaran Islam.

1. Asal-usul

Tari Jepin[1] merupakan salah satu dari lima kesenian yang hingga saat ini masih sering dipentaskan oleh masyarakat Kalimantan Barat. Keempat kesenian lainnya adalah Tanjidor, Tari Dayak, Tari Sambas, dan Barongsai (http://www.sambas.go.id).
Tari Jepin dapat dibedakan menjadi dua kategori besar, yaitu Jepin tradisional dan Jepin modern (kreasi baru). Tari Jepin tradisional sendiri masih dapat dibagi lagi menjadi empat jenis, yaitu Jepin Massal, Jepin Tali, Jepin Tembung, dan Jepin Langkah atau Lembut. Sementara itu, Jepin kreasi modern memiliki kreasi yang sangat beragam (A. Muin Ikram, 1989/1990; Tim Depdikbud Kalbar, 1988/1989).
Tari Jepin Lembut adalah tari tradisional Melayu yang berasal dari daerah Sambas dan berkembang di daerah Kalimantan Barat. Tari ini ditampilkan oleh dua orang laki-laki penari dengan iringan musik perkusi dan lantunan syair-syair Islami. Alat musik yang digunakan adalah gambus, gendang, dan ketipung yang dimainkan dengan irama padang pasir. Syair-syair Islami yang dilantunkan berisi puji-pujian kepada Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan kewajiban atau larangan menurut ajaran Islam. (Ikram, 1989/1990; Tim Depdikbud Kalbar, 1988/1989).
Masyarakat Kalimantan Barat percaya bahwa tari Jepin Lembut berasal dan berkembang di Kerajaan Sambas. Tari ini muncul setelah Kerajaan Sambas memperoleh pengaruh dari ajaran Islam dan berubah menjadi Kesultanan Sambas. Pada saat itu, tari Jepin Lembut berfungsi sebagai media dakwah, yaitu untuk mengislamkan keluarga Kerajaan Sambas. Pada mulanya, tari ini hanya dimainkan oleh keluarga kerajaan untuk menyemarakkan acara-acara seperti pernikahan, khitanan, atau upacara potong rambut pada saat kelahiran anak. Namun, tari ini lambat laun mulai dipentaskan oleh masyarakat umum seiring penyebaran Islam yang semakin luas (Ikram, 1989/1990).
Syair-syair Islami yang mengiringi pementasan tari Jepin Lembut merupakan bagian penting dalam koreografi tari secara keseluruhan. Dengan adanya syair-syair tersebut, tari Jepin Lembut tidak hanya berfungsi sebagai seni hiburan semata-mata, melainkan juga melaksanakan fungsi sebagai media pendidikan agama Islam bagi masyarakat. Hingga sekarang, kedua fungsi ini masih tetap dilaksanakan walaupun tari Jepin Lembut sudah jarang dipentaskan karena kalah bersaing dengan acara-acara televisi.

2. Penari dan Busana Tari

Tari Jepin Lembut ditarikan oleh dua orang laki-laki. Penari Jepin Lembut biasanya memakai busana khusus yang terdiri dari tiga unsur, yaitu baju teluk belanga yang terbuat dari kain satin atau kain yang mengkilat, kain tenun Sambas yang dipakai hingga lutut, dan kopiah berwarna hitam.

3. Musik Pengiring

Tari Jepin Lembut diiringi oleh musik yang dihasilkan dari tiga jenis alat musik, yaitu sebuah gambus, dua buah ketipung (beruas), dan sebuah gendang panjang.[2] Ketiga alat musik ini dimainkan oleh tiga orang pemain musik tanpa henti, sejak awal hingga selesainya seluruh gerakan tari. Dengan demikian, tari Jepin Lembut hanya membutuhkan lima orang pemain, yaitu dua orang penari dan tiga orang pemain musik sekaligus pelantun syair.
Gambus terbuat dari kayu leban. Panjangnya lebih kurang 80 cm. Permukaannya ditutup dengan kulit kambing atau lembu dan mempunyai enam tali (senar) bernada diatonis. Ketipung (beruas) dibuat dari kayu tak berbubuk yang dilubangi dengan diameter 20 cm dan panjang 20 cm serta ditutup dengan kulit kambing atau lembu. Adapun gendang panjang bentuknya hampir mirip dengan ketipung, tetapi panjangnya hanya 60 cm dan diameternya 20 cm (Ikram, 1989/1990).

4. Ragam Gerak

Tangan dan kaki merupakan anggota badan yang paling banyak bergerak ketika tari Jepin Lembut dipentaskan. Secara umum, tari Jepin Lembut terdiri dari tiga gerakan, yaitu berdiri, membungkuk, dan jongkok. Posisi berdiri mencakup gerakan saat akan memulai tari yang dilanjutkan dengan langkah maju mundur. Posisi membungkuk adalah saat melangkah maju yang dilanjutkan dengan gerakan serong kiri dan kanan lalu mundur dan berbalik. Posisi jongkok mencakup gerakan tahtim (penutup) yang dilakukan pada saat tarian akan selesai.
Ada tari Jepin yang terdiri dari empat, lima, atau sembilan ragam gerakan. Jumlah tersebut terkadang dapat berkurang atau bahkan lebih. Hal itu tergantung pada tujuan dan waktu pementasan. Adapun untuk tari Jepin Lembut hanya terdapat empat ragam gerakan, yaitu nyiur melambai, mandayung, simpul pakis (simpul paku), dan tahtim.
a. Gerakan Nyiur Melambai
  • Gerakan pertama
  1. Hitungan ke-1, kaki kanan melangkah ke depan sambil serong ke kanan. Tangan kiri diayun lurus ke depan dan tangan kanan lurus ke belakang sejajar bahu. Posisi jari mengepal dan mengentak serta posisi kaki menjinjit.
  2. Hitungan ke-2, kaki kiri menapak sementara kaki kanan mengikuti tangan kiri diayun ke belakang. Tangan kanan diayun ke depan dengan posisi jari mengepal dan mengentak.
  3. Hitungan ke-3, mengulang kembali gerakan seperti pada hitungan ke-1 dan ke-2. Gerakan ini terus diulangi hingga hitungan ke-8.
  • Gerakan kedua
  1. Hitungan ke-1, kaki kiri menapak sambil tangan kanan diayun ke depan sementara posisi jari mengepal sambil mengentak.
  2. Hitungan ke-2, kaki kanan melangkah mundur dengan agak serong ke kiri. Tangan kanan berada di samping badan selanjutnya ditarik ke belakang kurang lebih 25 derajat. Badan serong ke kiri kira-kira 45 derajat dan tangan kiri diayun ke depan badan dan diangkat kira-kira 45 derajat.
  3. Hitungan ke-3, kaki kiri menjinjit arah 45 derajat.
  4. Hitungan ke-4, kaki kiri dientak ke depan.
  5. Hitungan ke-5, mengulang kembali gerakan seperti pada hitungan ke-1-4. Gerakan ini terus diulang hingga hitungan ke-8.
b. Gerakan Gerak Mendayung
  • Gerakan pertama
  1. Hitungan ke-1, kaki kanan melangkah sambil serong ke kanan dan tangan kanan berada di depan.
  2. Hitungan ke-2, kaki kanan melangkah dengan sedikit serong ke kanan dan tangan kiri berada di depan.
  3. Hitungan ke-3, gerakan sama seperti hitungan ke-1.
  4. Hitungan ke-4, kaki kanan menjinjit dan mengentak tanah atau lantai. Tangan diangkat sejajar dengan bahu sambil jari mengepal dan disentak.
  5. Hitungan ke-5, kaki kanan menapak sementara tangan kanan di depan dan tangan kiri ke belakang badan.
  6. Hitungan ke-6, kaki kiri melangkah mundur ke arah kanan sambil badan menghadap samping dan tangan kanan diayun ke depan sementara tangan kiri diayun di depan dada.
  7. Hitungan ke-7, kaki kanan melangkah di tempat sementara tangan kanan di samping badan dan tangan kiri di depan dada.
  8. Hitungan ke-8, kaki kiri berdiri di atas tumit sementara tangan kanan tetap di samping badan. Selanjutnya tangan kiri disentak ke belakang sambil diikuti badan dan kepala.
  • Gerakan kedua mengulang gerakan pertama dari hitungan ke-1-8 dengan badan menghadap ke depan.
  • Gerakan ketiga mengulang gerakan pertama dari hitungan ke-1-8 dengan badan menghadap ke belakang.
  • Gerakan keempat mengulang gerakan kedua dan ketiga sekali lagi
  • Gerakan kelima mengulang gerakan pertama dan kedua menghadap ke depan.
c. Gerakan Simpul Pakis
  • Gerakan pertama
  1. Hitungan ke-1, kaki kanan melangkah dengan sedikit serong ke kanan sementara tangan kiri di depan dan tangan kanan di belakang.
  2. Hitungan ke-2, kaki kiri melangkah ke depan kaki kanan selanjutnya badan diputar menghadap ke belakang diiringi tangan kanan dan kiri sambil mengepal. Kemudian kaki kanan berputar di tempat disusul dengan entakan dari pergelangan tangan.
  3. Hitungan ke-3, kaki kanan menapak sementara kaki kiri menjinjit. Tangan kiri diayun ke depan sambil memiringkan badan.
  4. Hitungan ke-4, kaki kiri menapak sementara kaki kanan berdiri di atas tumit. Tangan kanan diayun ke depan dan tangan kiri ke belakang. Badan dicondongkan ke depan sambil pergelangan tangan mengentak.
  5. Hitungan ke-5, mengulang gerakan pada hitungan ke-3.
  6. Hitungan ke-6, menyentuhkan ujung jari kaki kiri ke tanah atau lantai (posisi telapak berdiri) sementara tangan kanan diayun ke depan dan tangan kiri ke belakang.
  7. Hitungan ke-7, kaki kiri menapak sementara tangan kanan diayun ke depan dan tangan kiri ke belakang.
  8. Hitungan ke-8, kaki kanan melangkah ke samping sejajar dengan kaki kiri sementara kedua tangan berada di samping badan.
  • Gerakan kedua
  1. Hitungan ke-1, kaki kiri melangkah ke samping kiri sementara kaki kanan digerakkan ke belakang dengan ujung ibu jari menyentuh tanah atau lantai (posisi telapak kaki berdiri) dan tangan kiri didorong ke samping kiri.
  2. Hitungan ke-2, kaki kiri menapak sementara kaki kanan menjinjit. Tangan kiri mengikuti badan dengan diayun ke kiri dan tangan kanan diayun ke kanan badan.
  3. Hitungan ke-3, badan digoyang ke kanan sementara kaki menjinjit. Tangan kanan mengikuti arah badan kanan dan tangan kiri ke arah badan kiri.
  4. Hitungan ke-4, badan digoyang ke kiri sementara kaki kanan menjinjit. Tangan kiri diayun ke kiri badan dan tangan kanan ke kanan badan.
  5. Hitungan ke-5, badan digoyang ke kanan sementara kaki kiri menjinjit. Tangan kanan diayun ke arah kanan badan dan tangan kiri ke arah kiri badan.
  6. Hitungan ke-6, kaki kanan menapak sementara kaki kiri menjinjit. Tangan kanan diayun ke sisi kanan badan dan tangan kiri ke sisi kiri.
  7. Hitungan ke-7, kaki kiri menapak sementara kaki kanan menjinjit. Tangan kiri diayun ke sisi kiri badan dan tangan kanan ke sisi kanan.
  8. Hitungan ke-8, kaki kanan menapak sementara kaki kiri menjinjit. Tangan kanan diayun ke sisi kanan badan dan tangan kiri ke sisi kiri.
  • Gerakan ketiga  
  1. Hitungan ke-1, kaki kiri melangkah dengan sedikit serong ke kiri, sementara tangan kanan di depan dan tangan kiri di belakang badan.
  2. Hitungan ke-2, kaki kanan melangkah dengan sedikit serong kiri, sementara kaki kiri menjinjit. Tangan kiri diayun ke depan dan tangan kanan ke belakang badan.
  3. Hitungan ke-3, kaki kiri menapak sementara kaki kanan berdiri di atas tumit. Tangan kanan diayun ke depan dan tangan kiri ke belakang badan.
  4. Hitungan ke-4, kaki kiri berdiri di atas tumit sementara kaki kanan menapak. Tangan kiri diayun ke depan dan tangan kanan ke belakang badan.
  5. Hitungan ke-5, mengulang gerakan pada hitungan ke-3 dan ke-4.
  6. Hitungan ke-6, sama dengan hitungan ke-5.
  7. Hitungan ke-7, ujung jari kaki kiri disentuhkan ke tanah atau lantai, sementara tangan kanan diayun ke depan dan tangan kiri ke belakang.
  8. Hitungan ke-8, kaki kiri menapak sementara tangan kanan diayun ke depan dan tangan kiri ke belakang.
  • Gerakan keempat mengulangi gerakan a, b, dan c. Namun, jika pada hitungan ke-1 gerakan pertama kaki kanan melangkah dengan sedikit serong ke kanan, maka pada gerakan keempat ini gerakan pada hitungan tersebut diganti serong ke kiri.
  • Gerakan kelima adalah salam penutup (tahtim), yaitu mengulangi gerakan Nyiur Melambai yang bagian kedua.

5. Proses Pementasan Tari

Proses pementasan tari Jepin Lembut secara sepintas tampak sederhana. Namun, dalam prakteknya ternyata sulit. Secara umum, terdapat enam tahap pementasan tari Jepin Lembut, yaitu:
  • Penari maju ke depan menghadap penonton dengan posisi berdiri.
  • Gambus mulai dipetik dengan nada intro terlebih dahulu.
  • Ketipung dan gendang mulai dibunyikan.
  • Setelah musik pengiring berbunyi, penari masuk ke panggung dan memberi hormat dengan menundukkan kepala.
  • Penari mulai menari sesuai dengan gerakan dalam ragam gerak dengan iringan musik tanpa henti.
  • Setelah semua gerakan tari diperagakan, tari Jepin Lembut diakhiri dengan gerakan tahtim (penutup). Setelah itu, penari berdiri seperti pada saat memulai tari, lalu memberi hormat kepada penonton dan meninggalkan pangggung. 
6. Nilai-nilai
Pementasan tari Jepin Lembut mengandung beberapa nilai budaya yang diyakini oleh masyarakat Sambas. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut.
  • Pendidikan agama. Nilai ini jelas sekali terlihat dari syair-syair Islami yang disenandungkan untuk mengiringi gerakan tari. Syair-syair yang berisi tentang puji-pujian terhadap kebesaran Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, kewajiban dan larangan dalam ajaran Islam, dan lain-lain, bertujuan mendidik masyarakat agar selalu mengingat dan mengamalkan ajaran agama. Hal ini juga selaras dengan tujuan awal dari lahirnya tari Jepin Lembut yang memang ditujukan untuk membantu penyebaran agama Islam melalui kesenian.
  • Hiburan. Tari Jepin Lembut menampilkan gerakan yang indah dan alunan musik yang gembira. Dengan menonton pementasan tari Jepin Lembut, masyarakat Kalimantan Barat akan merasa terhibur dan sejenak melupakan masalah-masalah yang dihadapi serta dapat meringankan beban meskipun tidak menyelesaikannya.
  • Pelestarian budaya. Tari Jepin Lembut merupakan tari tradisional yang keberadaaannya hampir punah. Oleh karena itu, pementasan tari Jepin Lembut secara berkala, bahkan dijadikan pentas tahunan jika memang dimungkinkan, tentu saja dapat melestarikan kreasi budaya ini.
  • Seni. Sisi seni tari Jepin Lembut timbul dari adanya unsur gerak, musik, pakaian, musik pengiring, dan syair-syair yang dilantunkan. Unsur-unsur ini bersatu padu sehingga membentuk sebuah harmoni indah yang terwujud dalam pentas tari Jepin Lembut. Unsur-unsur seni pula yang membuat tari Jepin Lembut menyenangkan dan menarik untuk ditonton.
  • Olahraga. Nilai ini tampak sekali dari gerakan-gerakan tari Jepin Lembut yang memerlukan kesiapan fisik penarinya. Kekuatan, ketahanan, dan kelenturan tubuh penari sangat diperlukan untuk melakukan ragam gerak tari Jepin Lembut yang rinci dan penuh semangat. Keringat terkadang mengucur deras dari tubuh penarinya.

7. Penutup

Provinsi Kalimantan Barat dan tari Jepin Lembut adalah dua identitas yang menarik. Keduanya saling melengkapi dan mengisi. Tari Jepin Lembut, melalui syair-syair Islami yang mengiringi pementasannya, merupakan salah satu media dakwah yang mengingatkan pemilik dan penikmatnya pada kebesaran Tuhan. Fungsi didaktis yang ditampilkan secara menghibur ini menjadikan tari Jepin Lembut harus dijaga agar tetap lestari.
(Yusuf Efendi (bdy/27/05-10)

Referensi

A. Muin Ikram, 1989/1990. Deskripsi tari Jepin daerah Kalimantan Barat. Kalimantan Barat: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Kesenian.
Tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Bidang Kesenian, 1988/1989. Pembinaan tari tradisional Jepin di Kabupaten Pontianak Provinsi Kalimantan Barat dan upaya pembinaannya. Makalah temu karya festival tari tradisional tingkat nasional tahun 1988.
Iswara N. Raditya, 2009. Kesultanan Sambas [online]. Terdapat di http://melayuonline.com. (Diunduh tanggal 13 Mei 2010).
Pemerintah Kabupaten Sambas, 2010. Ragam informasi [online]. Terdapat di http://www.sambas.go.id. (Diunduh tanggal 13 Mei 2010).
Pemerintah Kabupaten Sambas, 2010. Tari Jepin [online]. Terdapat di http://www.sambas.go.id. (Diunduh tanggal 13 Mei 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar